I. PENDAHULUAN
Secara ekologis, manusia adalah bagian dari lingkungan hidup. Lingkungan
hidup inilah yang menyediakan berbagai sumber daya alam yang menjadi daya
dukung bagi kehidupan manusia dan komponen lainnya. Kelangsungan hidup manusia
tergantung dari keutuhan
lingkungannya, sebaliknya keutuhan lingkungan tergantung bagaimana kearifan
manusia dalam mengelolanya. Oleh karena itu, lingkungan hidup tidak semata‑mata
dipandang sebagai penyedia sumber daya alam serta sebagai daya dukung kehidupan
yang harus dieksploitasi, tetapi juga sebagai tempat hidup yang mensyaratkan
adanya keserasian dan keseimbangan antara manusia dengan lingkungan hidup. Masalah
lingkungan hidup dapat muncul karena adanya pemanfaatan sumberdaya alam dan
jasa‑jasa lingkungan yang berlebihan sehingga meningkatkan berbagai tekanan
terhadap lingkungan hidup8.
Persoalan lingkungan hidup adalah persoalan global dan bersifat
universal, sebab berbicara tentang lingkungan hidup, berarti berbicara tentang
persoalan yang dihadapi seluruh umat manusia. Persoalan lingkungan hidup pada
umumnya disebabkan oleh dua hal. Pertama, karena kejadian alam sebagai
peristiwa yang harus terjadi sebagai proses dinamika alam itu sendiri. Kedua,
karena ulah dan perbuatan tangan manusia sendiri, akibatnya alam murka dan
terjadilah bencana4.
Kedua bentuk kejadian di atas, mengakibatkan ketidakseimbangan pada
ekosistem dan ketidaknyamanan kehidupan makhluk hidup, baik manusia, flora
maupun fauna. Ketidakseimbangan dan ketidaknyamanan tersebut dapat dikatakan
sebagai bencana atau kerusakan lingkungan hidup, yang bentuk-bentuknya dapat
berupa pencemaran air, pencemaran tanah, krisis keanekaragaman hayati (biological diversity), kerusakan hutan,
kekeringan dan krisis air bersih, pertambangan dan kerusakan lingkungan,
pencemaran udara, banjir lumpur dan sebagainya4. Data
BNPB tahun 2011 menunjukkan bahwa 85% lebih bencana yang terjadi di Indonesia
dalam kurun waktu tahun 2002 – 2011 adalah terkait bencana hidrometeorologi
seperti banjir, banjir bandang, kekeringan, tanah longsor, puting beliung dan
gelombang pasang. Berdasarkan jumlah kejadian terbanyak adalah
banjir yaitu sebanyak 403 kali. Berbagai kerusakan alam ini disebabkan oleh
banyak faktor, diantaranya perubahan iklim global, degradasi lingkungan,
kemiskinan, dan bertambahnya jumlah penduduk. Berbagai bencana itu pun telah
menimbulkan korban jiwa dan kerugian yang besar6. Dari sekian banyak persoalan kerusakan lingkungan
hidup, ternyata peran manusia sangat besar dalam menciptakan kerusakan tersebut
dan untuk itu, manusia pulalah yang paling banyak menanggung akibatnya4.