Alasan dari pentingnya mempelajari ilmu lingkungan adalah: studi ilmu lingkungan dapat mencerahkan kita tentang pentingnya perlindungan dan konservasi terhadap tindakan asal-asalan kita dalam melepaskan polusi/pencemaran ke dalam lingkungan.
Saat ini sejumlah besar isu-isu/permasalahan lingkungan dari hari ke hari terus tumbuh baik dari segi ukuran/skala maupun kompleksitasnya, yang kemudian mengancam kelangsungan hidup umat manusia di bumi. Kita mempelajari berbagai sisi dari permasalahan lingkungan tersebut serta saran-saran efektif penanggulangannya di dalam ilmu lingkungan. Ilmu lingkungan menjadi penting karena berbagai alasan berikut:
1. Isu lingkungan menjadi kepentingan internasional
Telah diketahui bahwa isu-isu lingkungan seperti pemanasan global dan penipisan lapisan ozon, hujan asam, pencemaran laut dan keanekaragaman hayati tidak hanya menjadi masalah nasional tetapi sudah menjadi isu-isu global dan karenanya harus ditangani dengan upaya dan kerja sama internasional.
2. Masalah lingkungan muncul akibat dari kegiatan pembangunan
Pembangunan di belakang hari melahirkan urbanisasi, pertumbuhan industri, sistem transportasi, pertanian, perumahan dll. Namun, hal itu kemudian dihapus secara bertahap dalam dunia yang telah maju. Di belahan bumi Utara, untuk membersihkan lingkungan mereka sendiri, dalam kenyataannya mereka berhasil memindahkan pabrik-pabrik "kotor" yang berasal dari belahan bumi Selatan. Ketika dunia Barat dikembangkan, besar kemungkinan adanya ketidaktahuan akan dampak lingkungan dari kegiatan pembangunannya. Terbukti secara jelas bahwa cara-cara seperti itu tidak praktis dan tidak diinginkan, bahkan jika perkembangan dunia mengikuti itu.
3. Peningkatan pencemaran secara eksplosif
Hasil sensus dunia mencerminkan bahwa satu berbanding tujuh orang di alam ini hidup di India. Ini terbukti dengan 16% dari populasi dunia dan hanya 2.4% dari luas daratannya, di sini ada tekanan berat terhadap sumberdaya alam termasuk tanah. Ahli-ahli pertanian telah mengetahui berbagai masalah kesuburan tanah yang terdapat di sana seperti kekurangan nutrien dan bahan organik, salinitas tanah dan kerusakan struktur tanah.
4. Kebutuhan akan sebuah solusi alternatif
Hal ini penting, khususnya bagi negara-negara berkembang dalam menemukan cara-cara alternatif untuk tujuan alternatif. Kita membutuhkan satu tujuan seperti berikut ini:
(1) Satu tujuan, yang berujung pada tujuan yang sebenarnya dari pembangunan yang ramah lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
(2) Satu tujuan umum untuk semua penduduk bumi.
(3) Satu tujuan yang jauh dari dunia berkembang dalam hal ini adalah dari masyarakat boros dan konsumtif dari dunia "maju".
5. Kebutuhan untuk menyelamatkan manusia dari kepunahan
Ini adalah tugas kita bersama untuk menyelamatkan manusia dari kepunahan. Konsekuensi dari kegiatan-kegiatan kita dengan menyempitnya lingkungan dan menipisnya biosfer atas nama pembangunan.
6. Kebutuhan untuk kebijaksanaan perencanaan pembangunan
Tempat bergantungnya keberlanjutan dan kelangsungan hidup kita. Sumberdaya yang menarik, pengolahan dan penggunaan produk telah semuanya disinkronisasikan dengan siklus ekologi dalam setiap perencanaan pembangunan, dimana tindakan kita seharusnya telah direncanakan secara ekologi untuk kelestarian lingkungan dan pembangunan.
7. Laporan Misra
Misra (1991) yang dikenal juga dengan empat prinsip dasar ekologi, yaitu sbb:
(i) Holisme
(ii) Ekosistem
(iii) Suksesi
(iv) Konversasi
Holisme telah dianggap sebagai dasar dari ekologi. Di dalam tingkat hierarki yang mana unit interaksi ekologi didiskusikan, adalah sebagaimana di bawah ini:
Individual<populasi<komunitas<ekosistem<bioma<biosfer
Misra (1991) telah memperkenalkan empat persyaratan dasar dari manajemen lingkungan sebagai berikut:
(i) Dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan
(ii) Sistem nilai
(iii) Rencana dan desain untuk pembangunan berkelanjutan
(iv) Pendidikan lingkungan
Menjaga dalam melihat tujuan dari perencanaan untuk pembangunan berkelanjutan secara lingkungan, India telah berkontribusi pada Konferensi PBB untuk Lingkungan dan Pembangunan (UNCED), juga disebut sebagai "KTT Bumi" yang diselenggarakan di Rio de Janciro, ibukota Brasil, tanggal 3-14 Juni 1992.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar