Film Out of Eden (OoE) secara garis besar
menceritakan penelitian seorang ahli biologi dari UCLA Prof. Jared Diamond pada
masyarakat pedalaman Papua Nugini tentang faktor penyebab dari ketidaksamaan
kemajuan peradaban bangsa-bangsa di dunia, dalam hal ini antara AS dengan Papua
Nugini. Penelitian ini dilakukan dalam rangka ingin menjawab pertanyaan salah seorang penduduk Papua Nugini yang
ditujukan kepadanya yaitu kenapa mereka (rakyat Papua Nugini) hanya memiliki sedikit
muatan (harta benda/materi) dibandingkan dengan orang-orang Amerika ataupun
orang-orang dari negara lain yang pernah berkunjung ke sana. Setelah melakukan
berbagai penelusuran sejarah, serta dipadukan dengan pengamatan terhadap
perilaku bercocok tanam dan bagaimana kehidupan sehari-hari masyarakat Papua
Nugini, akhirnya Prof. Diamond mengarah pada satu kesimpulan bahwa
ketidaksamaan peradaban itu bukan disebabkan karena rakyat Papua Nugini
memiliki tingkatan gen yang lebih rendah dibandingkan bangsa-bangsa lain yang
lebih dulu maju di dunia, akan tetapi lebih kepada pengaruh faktor geografis.
Menurutnya, kondisi geografis Papua Nugini yang berupa
dataran tinggi berpengaruh terhadap jenis tanaman yang dapat tumbuh di sana,
perilaku masyarakatnya dan terutama metode bercocok tanam yang diterapkan.
Kenapa hal ini menjadi penting dan menjadi pembeda? Karena berdasarkan
penelusuran sejarah yang dilakukannya, Prof. Diamond menemukan bahwa
bangsa-bangsa yang saat ini lebih maju peradabannya seperti Timur Tengah, Eropa
dan Amerika, ini disebabkan karena mereka dikaruniai wilayah geografis yang lebih
menguntungkan, dimana jenis tanaman berprotein tinggi seperti gandum dan barley
dapat tumbuh di sana. Disamping itu, perilaku masyarakatnya pada zaman batu
yang mampu menemukan cara mempertahankan hidup dengan bertani dan domestikasi
hewan ternak menjadikan mereka lebih unggul dan bisa lebih dulu memulai
peradaban. Karena menurutnya, dengan hasil pertanian yang melimpah, sebagian
dari masyarakatnya memiliki banyak waktu untuk mengembangkan teknologi melalui
pembuatan logam untuk perkakas, membuat pakaian dari kulit binatang dan membangun
rumah untuk tempat tinggal dan menampung hasil pertanian. Dari sinilah kemudian
menjadi titik awal bagi perkembangan peradaban dunia hingga sekarang ini.
Hal berbeda tentunya yang terjadi dengan kehidupan bangsa
Papua Nugini. Karena wilayah geografisnya yang berupa dataran tinggi,
menyebabkan tanahnya hanya dapat ditumbuhi sagu dan jenis umbi-umbian seperti
talas yang kandungan proteinnya lebih rendah. Hal ini kemudian mempengaruhi
perilaku masyarakatnya yang masih terus hidup nomaden, suatu pola hidup yang
sudah lama ditinggalkan oleh bangsa-bangsa lain yang kini memiliki peradaban
modern. Jika di Timur Tengah, pada zaman batu orang-orang menggunakan hewan
ternak sebagai alat bantu bercocok tanam dan juga dimanfaatkan untuk kebutuhan
lain seperti makanan, minuman dan pakaian, masyarakat Papua Nugini justru
sebaliknya. Mereka tidak memiliki satu jenis pun hewan yang diternakkan. Itulah
mengapa dalam kesehariannya mereka hanya terus mengumpulkan makanan tanpa
kemudian memikirkan untuk mengembangkan teknologi seperti membuat logam, rumah
maupun pakaian. Itu juga yang menjadi pembeda dan menyebabkan lambatnya
peradaban di Papua Nugini yang terbukti dengan lebih sedikitnya muatan/materi yang
mereka miliki.
Kaitannya dengan konteks teori Evolusi Kebudayaan oleh Leslie A. White (LAW), menurut
saya film OoE bisa menjadi pembuktian akan kebenaran teori itu. Dalam teori
evolusi kebuyaannya, LAW membagi budaya dalam 3 sub-sistem, salah satunya yang
paling besar pengaruhnya adalah sub sistem teknologi. LAW menjelaskan bahwa sub-sistem
teknologi terdiri dari aspek material, fisik, dan kimiawi termasuk juga
berbagai teknik yang digunakan manusia untuk berinterkasi dengan habitat
alamiahnya. Pada sub-sistem ini kita bisa menemukan perkakas untuk produksi,
sumber dan alat bertahan hidup, alat dan bahan untuk tempat tinggal dan alat
untuk perlindungan diri sekaligus alat untuk menyerang. Ini bisa kita lihat
dalam film OoE dimana masyarakat Timur Tengah di zaman batu sudah mulai
mengembangkan teknologi seperti pembuatan logam dan bahan bangunan, yang mana ini terus berkembang hingga
sekarang. Sebaliknya, keterbelakangan budaya Papua Nugini karena rakyatnya
tidak mampu mengembangkan teknologi sebagai alat bantu dalam kehidupan
sehari-hari baik untuk bertani, bertahan hidup, tempat tinggal, perlindungan
diri dan lain-lain. LAW sendiri memandang bahwa teknologi merupakan kunci
pertumbuhan dan perkembangan budaya. Manusia adalah sistem materi, bumi juga
sistem materi dan teknologi merupakan sistem mekanis yang mengekspresikan dua
sistem materi ini. Oleh karena itulah, sangatlah wajar bila dikatakan bahwa peradaban itu berkembang seiring dengan
perkembangan teknologi.
Selanjutnya LAW mengatakan pula bahwa budaya, bagi manusia,
tidak lain adalah upaya melanjutkan kehidupan: mekanisme yang memberikan
subsistensi, perlindungan, regulasi, dan rekreasi. Untuk ini semua jelas
diperlukan energi. Jadi, fungsi utama budaya adalah untuk menghimpun dan
mengontrol energi demi kelangsungan hidup manusia. Menurutnya, energi itu dapat
meliputi energi otot, energi binatang yang didomestikasi, energi tumbuhan,
energi alam dan nuklir. Dalam film OoE dapat kita lihat bagaimana masyarakat
timur tengah pada zaman batu sudah menggunakan energi otot, energi binatang dan tumbuhan dalam rangka
melangsungkan hidupnya melalui kegiatan bercocok tanam gandum dan barley serta
domestikasi kambing, domba dan sapi. Mereka memaksimalkan penggunaan ketiga
energi itu, hingga beberapa abad kemudian hal ini membawa pengaruh besar bagi
perkembangan peradaban manusia di era kekinian.
Satu rumusan yang menurut saya juga penting menjadi kata
kunci dalam mencari jawaban atas permasalahan yang ingin dipecahkan dalam film
OoE yaitu rumus yang diformulasikan oleh LAW tentang tingkat perkembangan
budaya. Dengan asumsi faktor habitat/lingkungan konstan, LAW merumuskan hukum
perkembangan peradaban dan budaya sebagai berikut:
E
x T à C
C= tingkat perkembangan budaya
E= energi yang himpun dan dimanfaatkan per kapita per tahun
T= kualitas efisiensi dan efektivitas teknologi yang
digunakan untuk menghimpun dan memanfaatkan energi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar